Trendline Keanekaragaman Hayati
Pada 2025, jumlah spesies flora di kawasan konservasi PT PLN Nusantara Power UP Brantas meningkat dari 126 menjadi 134 spesies. Terdapat delapan spesies baru yang tercatat: kelapa gading, kedondong, jambu bol, jeruk purut, karet kebo, srikaya, turi putih, dan nanas. Kenaikan ini mengindikasikan keanekaragaman hayati yang lebih tinggi, struktur komunitas yang lebih beragam, dan potensi peningkatan stabilitas ekosistem jangka panjang. Namun, beberapa spesies menunjukkan penurunan jumlah individu pada 2025. Penyebab yang mungkin meliputi variabilitas cuaca dan meningkatnya kompetisi terhadap cahaya, air, dan nutrisi seiring beradaptasinya spesies baru.
Naufal
6/11/20251 min read



Konten postingan
Pada 2025, teramati 11 spesies burung baru, termasuk raja udang meninting, raja-udang punggung-merah, kapinis rumah, bambangan kuning, kowak malam abu, sepah kecil, kepudang kuduk-hitam, caladi ulam, gemak loreng, perling kumbang, dan tepus-pipi perak.
Sebaliknya, 6 spesies yang tercatat pada 2024 tidak dijumpai tahun ini: cekakak suci, kuntul kecil, uncal kouran, takur tenggeret, puyuh gonggong Jawa, dan anis hutan. Temuan ini menunjukkan potensi peningkatan keanekaragaman avifauna di lokasi, namun juga adanya pergeseran komposisi komunitas. Tidak teramatinya beberapa spesies diduga terkait perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan pakan.



Pada 2025, jumlah individu mamalia meningkat dari 18 menjadi 25, dengan satu spesies baru Callosciurus nigrovittatus tercatat. Temuan berlokasi di area kaliandra dengan kanopi rapat, menandakan masih adanya kantong habitat arboreal yang mendukung mamalia meski sebagian besar area telah berubah menjadi habitat terbuka. Dari trendline tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terdapat banyak perubahan dan kondisi keanekaragaman mamalia cenderung stabil.



Pada 2025, herpetofauna yang teramati meningkat dari 8 spesies di tahun 2025 menjadi 12 spesies di tahun 2025. Seperti Amyda cartilaginea, Eutropis rugifera, Chalcorana chalconota, Cyrtodactylus semiadii, dan Draco volans yang ditemukan pada tahun 2025 sedangkan Malayophyton reticulatus tidak teramati di tahun yang sama. Kenaikan kekayaan dan kelimpahan ini mengindikasikan potensi perubahan nilai penting dan komposisi komunitas ke depan. Adanya perubahan nilai indeks ekologis atau nilai penting keanekaragaman spesies herpetofauna, dikarenakan adanya perubahan jumlah spesies dan individu yang teramati.



